Sunday, April 24, 2016

Tentang Optimisme

Belum hamil saat usia pernikahan telah 3 tahun bisa menjadi masalah tersendiri bagi pasangan menikah, termasuk saya. Walaupun tekanan sosial tidak terlalu besar, sebagian dari diri saya tetap menginginkan hadirnya buah hati. Setiap melihat orang hamil suka merinding. Kalo lihat bayi rasanya hati mencelos.

Sebenarnya saat awal pernikahan saya sudah menyiapkan mental jika belum dikaruniai anak. Persiapan itu contohnya diwujudkan dengan mengikuti seminar infertilitas. Walaupun begitu, saya tetap merasa terkejut ketika belum kunjung diberi karunia kehamilan.

Di satu sisi saya merasa hal ini bukan merupakan masalah serius, namun di sisi lain, terkadang susah juga mengacuhkan perasaan memiliki seperti ini.

Hingga akhirnya di 11 bulan usia pernikahan, kami memeriksakan diri ke dokter ahli infertilitas. Saat itu dokter memeriksa saya dan ternyata di rahim saya ditemukan adanya Endometriosis. Sejak 'divonis' inilah yang menyebabkan saya akhirnya membagi cerita ke dalam media blog. Blog ini sengaja saya buat berbeda dengan yang selama ini saya miliki. Saya buat lagi dengan alamat yang berbeda agar saya bisa lebih bebas bercerita. Identitaspun saya sembunyikan.. bukan buat gaya-gayaan sih, justru karena saya ingin lebih ekspresif dalam bercerita. Apalagi yang dibahas kan masalah reproduksi yaa..

Tapi di samping itu, saya berharap sih blog ini bermanfaat dan pembacanya tidak fokus ke personal penulisnya. Alhamdulillah saya syukuri hingga sekarang, total tayangan lamannya melebihi ekspektasi saya. Sebagai bandingan, blog pertama saya yang sudah ada sejak tahun 2009 saya hitsnya 'hanya' 5000an. Sementara blog ini terbaca mencapai 25.000 dalam waktu 2 tahun saja.

Yang menggembirakan lagi, setiap saya mengetik "Dokter Spesialis Infertilitas di Depok" di mesin pencarian Google, blog saya berada di urutan teratas. Hal ini jauh melebihi ekspektasi saya saat sebelum membuat blog ini. Tapi jujur sih dalam pemilihan judul postingan, saya memang sengaja menggunakan bahasa baku.

Begitulah.. semoga Tuhan selalu meluruskan niat saya untuk membagi pengalaman dengan pasangan-pasangan lain yang belum memiliki anak. Semoga pembaca merasa memiliki teman yang senasib. Juga semoga referensi-referensi yang hadir di setiap postingan blog ini bisa menjadi solusi dan akhir dari penantian teman-teman.

Salam hangat,

Istri Shalihah (Insyaa Alloh)

Ps: doain biar lebih rajin posting yah

7 comments:

  1. Tahun2 awal pernikahan memang masa2nya kritis terkait kehamilan. Saya belajar dari banyak teman, bahwa di saat mereka terlihat pasrah dan disaat mereka lelah berkejaran dari satu promil satu ke yang lainnya, justru di saat itulah mereka mendapatkan bonusnya. Akhirnya, di usia pernikahan saya yang hampir 8 tahun ini, saya mencoba menikmati masa kebersamaan dengan pasangan dan semoga hal tsb membuat kami layak mendapatkan "bonusnya". Semangat untuk semua....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat Mbak Aira.. yang saya simpulkan selama ini, kalau kita sudah belajar menerima ketentuan, maka biasanya keadaan akan jauh lebih baik

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Mbak sekarang gimana kabar nya gak ada postingan terbaru,? oh iya saya mau tanya, soal pilihan lain dr melakukan laparscopi, dengan cara inseminasi (IUI) yg budged nya gak semahal laparoscopi, apa mbak gak mau coba cara itu..? kenapa...? oh ya saya menikah sudah 4 bulan tp belum ada tanda2 kehamilan, jd sering browsing2 sana sini soal fertilitas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf yah aku postingnya kalau emang pas lagi ada action aja terkait promil,, ini balesnya telat banget lagi yaampun :D
      aku belum ambil cara itu dulu mba karena dulu masih muda usia pernikahannya.. berharap bisa alami dulu

      Delete