Wednesday, April 2, 2014

Kapan Waktunya Periksa ke Dokter Fertilitas?

sumber

Bismillah..

Bulan ini pernikahan saya memasuki usia 11 bulan. Genap sebulan lagi, akan tersemat kata-kata itu..infertilitas. (berdasarkan definisi menurut web ini ) Kesannya gimana banget ya, huhuhu.. Tapi begitulah keadaanya. Saya dulu pede banget sebelum nikah, mengira akan cepat hamil. Beberapa hari setelah nikah aja udah beli test-pack.. Setiap bulan menanti-nanti..jadi nggak yah,, Terus sok-sok ga jalan cepet2 atau minta suami jangan ngebut dan nerjang gundukan di jalan karena takut "ada dedenya". Pernah juga tuh salah perhitungan, harusnya haid setiap tanggal 25an, tapi ingetkan tanggal 17. Alhasil pas sampe tanggal 20 udah geer lagi..dan ketika tanggal 25nya haid..nangis heboh deh pas ditelpon Ibu..

Fiuhh, begitulah kira-kira, siklus bulanan saya, selain haid, juga ada fase2 bersedih. Mungkin sugesti juga sih kalau sedih menjelang dan selama menstruasi. Kecampur-campur sama PMS, jadi makin sedih. Selain itu biasanya di fase ini ada pertengkaran sama suami juga.

Saya memang sadar bahwa mood itu kita sendiri yang ciptakan,. bukan keadaan, tapi saya masih belum terbiasa dengan itu. Akhirnya dengan saran ibu saya, saya sendiri memposisikan mindset saya bahwa, "bulan ini saya menstruasi" agar saya tidak berharap terlalu tinggi. Namun, berdoa dan berusaha tetap wajib hukumnya.

Kebanyakan pendapat menyarankan agar pasangan yang belum dikaruniai anak memeriksakan diri ke dokter obsgyn  setelah setahun menikah. Namun ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa jika 3 bulan menikah belum ada tanda2 kehamilan, segeralah periksa, karena tiga bulan pun cukup menggambarkan bahwa ada yang 'salah di tubuh kita'.

Terserah pada keyakinan kita, namun saya pribadi akhirnya memeriksakan diri pada usia pernikahan ke-11, alias sekarang-sekarang ini. Hehe..

Sebenarnya saya prefer memeriksakan diri secepatnya beberapa bulan setelah menikah, namun saya terkendala banyak hal. Nggak banyak sih sebenernya, tapi signifikan. Apa sih, haha. Uang. Itu doang sih. Hehe. Program hamil itu ga murah lho, sodara-sodara. Periksa doang juga mahal. Nah, di sinilah saya baru merasakan keuntungan menjadi karyawan. Karena ada asuransi kesehatan tentunya. Namun tentunya juga gak bisa mengandalkan seratus persen asuransi sih, karena kebanyakan perusahaan tidak menyertakan problem infertilitas termasuk dalam benefit asuransi.

Okay, untuk memilih dokter spesialis (in)fertilitas ini saya mencari-cari di internet, kaya biasa, hehe. Saya pilih terutama yang dekat rumah, yaitu Depok. Nah di Depok ini, klinik fertilitas yang saya tahu (dan terlihat keren di mata saya,hehe) yaitu RS Bunda. Hal ini dikarenakan (ampun bahasanyaaa) di RS Bunda itu emang ada klinik khusu bayi tabung berjudul "IVF Morula". Soo, I conclude that the hospital has a specialty to infertility treatment..

Dokternya siapa? karena suami wanti-wanti harus cewek dokternya, jadilah hanya ada dua pilihan. dr. Dian Indah Purnama dan dr. Mira Myrnawati. Yang mana akhirnya saya pilih dr. Dian karena setelah googling, nama dia lebih populer. Which is kalau dia lebih populer, pengalaman dan success story-nya lebih banyak. Ya kan? ya doong (semoga). Tambahan lagi, si dokter ini ternyata punya akun twitter yang lumayan aktif (apeeuu).

Akhirnya, setelah memutuskan dokter dan RSnya, saatnya sekaranglah untuk daftaaarr.. Saya menghubungi pihak RS, ngobrol-ngobrol dengan susternya (susternya lumayan smart dan komunikatif), dan akhirnya dia membenarkan jika emang kebanyakan pasien program hamil perginya ke dokter Dian. (tuh kan bener feeling sayaaah) Si suster juga menyebutkan bahwa saat konsultasi, sebaiknya saat mens hari kedua.. Ternyata eh ternyata, hal ini disebakan karena penyakit-penyakit/kelainan dalam rahim bisa tuntas terlihat pada saat menstruasi. Mungkin disebabkan hormon yah.. but i don't exactly know what's the reason actually..

Cerita-cerita detail tentang pemeriksaan saya diceritain di posting berikutnya yaa, Insya Allah.. keep on believing, keep du'a-ing :D


No comments:

Post a Comment