Tuesday, December 23, 2014

Recent Update

Heihoo

Sudah lama tidak menengok blog ini..tau-tau udah ribuan aja total pageview-nya... Alhamdulillah.
Kenapa bisa nganggur begitu lama? well, karena alasan saya menulis untuk menyemangati diri sendiri agar bisa menyemangati orang lain juga. Jadi otomatis saya menulis saat saya merasa sedang down. Jadi kalo nggak nulis lama? Alhamdulillah berarti saya sedang baik-baik saja..hehehe

Nah.. saya mulai menulis lagi juga karena sedang merasa galau lagi. Sumber kegalauan tersebut berangkat dari kakak ipar saya yang mengumumkan kehamilannya yang kedua..

Seharusnya saya patut merasa gembira atas berita gembira tersebut. Namun apa mau dikata..saya tidak bisa membohongi perasaan saya. Sebenarnya belum bisa dipastikan sih kehamilannya.. namun saat bertemu dengannya kemarin..dia bilang mual seperti orang ngidam dan juga bilang kalau haidnya sudah terlambat. Mertua yang juga hadir bilang, "Gapapa (punya anak lagi), untuk temen si anak pertama"

Saya nggak tau gimana bentuk wajah saya saat itu. Tidak bisa dipungkiri perasaan saya berubah. Saya bilang ke suami. "Ya udah gapapa lah, kok kamu kaya gitu sih," katanya. Yah..namanya juga lelaki yah. Mereka kadang-kadang tidak bisa memahami dan menanggapi secara tepat curhatan saya. Tapi kalau dipikir-pikir..kalo suami menanggapi dengan mellow juga..bisa-bisa saya jadi nangis bombay heboh kali ya..hehehe.

Anyway...
Wajar gak sih merasa iri terhadap kabar teman/saudara yang hamil?  Jujur saya belakangan terakhir merasa sudah sangaat ikhlas dengan keadaan ini. Sudah gak setimentil lagi. Merasa biasa-biasa saja. Ada berita teman yang baru menikah-langsung hamil pun saya hanya sedetik dua detik merasa "Jleb". Di bawa santai aja. Kalaupun ada yang terus menerus menyebut-nyebut tentang kehamilannya saya dengan santai unfriend (karena saya takut jadi kufur nikmat) Gitu aja.

Tapi kali ini beda, sis..
Karena itu kakak ipar saya sendiri. Istri dari saudara kandung suami. Saat terberat saat menjadi wanita yang belum berhasil hamil adalah ketika berada di lingkungan keluarga suami. Walaupun mertua saya tidak pernah menayakan tentang kehamilan, namun saya merasa tetap ada tekanan batin.

Apa yang salah ya? padahal kakak ipar kan bukan saingan.

Ya Alloh. Maafkan hamba yang pendengki ini ya Alloh. Hamba tau Engkau yang mengatur segala sesuatu. Semua ini sudah menjadi skenario besarNya. Tolong yakinkan hamba bahwa segala sesuatunya terjadi akan baik-baik saja dan indah pada waktunya. Bantu hamba merasa ridho atas segala ketentuan-Mu ya Alloh.

Saya sedang belajar untuk ikhlas. Mohon bantu hamba untuk menjadi manusia yang ikhlas dengan ketetapanMu ya Alloh..

Semoga ini hanya kegalauan karena saya sedang haid saja. Yah emosi saat haid sedikit banyak berpengaruh dalam kestabilan.. karena di sisi lain saya juga tidak bisa beribadah sholat. Otomatis jarak dengan Tuhan pun berkurang.

Oke, sekarang kita mending mengalihkan topik ke progress program hamil. Kalau kemarin apdetan terakhir ikut tes HSG, maka setelah itu saya mengikuti tes hormon dan tes analisa sperma. Tes hormon sih Alhamdulillah lancar dan baik-baik saja. Saya waktu itu diperiksa hormon progesteron dan hormon prolaktin .

 
hasil tes hormon
harga tes hormon prolaktin dan progresteron di Bunda Depok
Kemudian saat tes analisa sperma, Alhamdulillah suami baik-baik aja dari segi kualitas maupun kuantitas. Jadi apa dong kesimpulannya? apa penyebab utamanya?

Jadi saat pulang kampung ke kampung halaman, saya berusaha mencari second opinion dengan ahli fertilitas di kota saya. Jawaban dari dokter tersebut masih sama. Saya mengidap kista endometriosis sebesar 1,7 cm (bertambah 0,3 diameternya T.T) Selebihnya saya disuruh untuk mengikuti anjuran dokter di Bunda Margonda. Karena memang di situ spesialis masalah infertilitas.

Akhirnya pada suatu kesempatan (meliburkan diri dari kerja-jangan dicontoh) saya kembali ke dokter DIP. Dia menyuruh saya untuk menjalani laparoscopy untuk menyingkirkan endometriosisnya.  Sebenarnya dokter DIP tidak dapat memastikan bahwa endometriosis ini merupakan penyebab utama infertilitas yang kami alami. Namun pada beberapa studi, endometriosis ditengarai menjadi penyebab infertilitas terutama disebabkan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim. Karena sedikit demi sedikit juga endometriosis akan bertambah besar.. (seperti kemarin diameter endometriosis saya 1,3 cm kini menjadi 1,7cm, heuu)

...
...
...
...

Bingung lah saya.. apalagi efek jangka panjang endometriosis ini nggak enak banget..bisa terjadi perlengketan di sekitar tuba falopii. Tapi laparoscopy ini mahal banget bo.. dokter saya aja bilang biayanya sekitar 40juta. Berdasarkan info yang saya cari di internet.. ada cara lain yang bisa dilakukan yaitu inseminasi/ Intrauterine Insemination (IUI).  Inseminasi ini meletakkan sel sperma langsung ke sel telur. biayanya 5juta di Bunda katanya. (katanya.. tapi berdasarkan browsing-browsing konon sampai 10juta) Kata dr. DIP, boleh lah nyoba inseminasi dulu.. baru kalau gagal dilaparoskopi. Dan itu menjadi kesimpulan terakhir dari program hamil kami..

Pulangnya, saya dan suami berdiskusi masalah ini. Suami bilang kalau inseminasi kayaknya masih terlalu dini bagi kami yang baru berusia sekitar seperempat abad dan 2 tahun pernikahan. Di sisi lain anggaran rumah tangga kami saat ini difokuskan untuk membeli rumah. Akhirnya kami berkesimpulan untuk menghentikan sementara program hamil ini. Doker DIP juga bilang ke kami sebelumnya, kami boleh santai-santai dan istirahat sejenak dari program ini. Namun jangan sampai benar-benar melupakannya. Karena pada kasus-kasus sebelumnya, pasangan-pasangan terlalu santai sehingga mereka tidak lagi dalam usia produktif reproduksi (35 tahun) dan malah bisa juga terjadi masalah reproduksi yang bertambah banyak.

Begitulah. Kami sementara beristirahat dari promil untuk mengurusi promah (program rumah). Namun jangan salah..kami hanya berhenti dari ikhtiar fisik..tidak untuk ikhtiar doa. Selama beristirahat ini kami juga sembari mencari-cari jalan keluar lain. Plan kami selanjutnya sih menyambangi sinshe. Kali ini suami yang paling semangat karena dia juga langganan berobat ke sinshe. Kami mendapat rekomendasi dari penjual (calon) rumah yang akan kami beli. Tolong bantu doakan juga ya pembaca agar proses pembelian rumah saya lancar...

Begitulan quick update dari sayaa.. semoga bermanfaat dan menginspirasi yah..
Keep fighting, keep trying, keep du'aing!!













Monday, May 26, 2014

We're not Alone: Figur-Figur Publik yang Belum Memiliki Momongan.. edited but not valid

  1. Adam Jordan dan istri. Bintang iklan pepsodent dan aktor senior ini telah menikah sejak tahun 1999, namun tak kunjung dikaruniai buah hati.
  2. Al Fathir Muchtar dan Fera Feriska. Keduanya adalah pemain sinetron berjudul "Jangan Pisahkan Aku" dan telah menikah dari tahun 2006 lalu.
  3. Cynthia Lamusu dan Surya Saputra. Pasangan yang telah menikah dari tahun 2008 ini sesungguhnya sangat mengharapkan kehadiran buah hati, hanya saja mereka belum juga dikaruniai momongan. Namun hubungan mereka tampak tak terpengaruh hal tersebut, mereka selalu tampil harmonis. update: mereka sekarang udah punya anak pakai program bayi tabung..Alhamdulillah
  4. Dewi Sandra dan Agus Rahman. Saat menikah pertama kali dengan Surya Saputra, Dewi tidak dikaruniai anak. Begitu pula saat menikah kedua kali dengan Glenn Fledly selama 3 tahun. Bersama suami ketiga, Dewi Sandra dikabarkan sedang berusaha.
  5. Happy Salma dan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kertayasa. Happy menikah dengan seorang anak raja dari Bali dari tahun 2010. Pasangan artis dan fotografer ini belum dikaruniai momongan. (Updated: mereka udah punya anak sekarang..yeayy)
  6.  Irwansyah dan Zaskia Sungkar
    Pasangan ini menikah pada 15 Januari 2011 silam. updated: Alhamdulillah udah punya anak juga :D
  7. Lulu Luciana Tobing dan Denny Rukmana. Lulu menikah dengan putra bungsu ibu Tutut dari tahun 2006 dan belum dikaruniai anak.
  8. Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale. Pasangan yang sudah menikah dari tahun 2003 ini belum dikaruniai anak, namun mereka cukup berbahagia dan sibuk mengurus rumah produksi film,Alenia. Saat menikah pertama kali dengan almarhum suami selama 4 tahun, Nia juga tidak dikaruniai anak.
  9. Nina Tamam dan suami. Nina, personel grup vokal Warna yang dulu bernama Nining ini telah menikah dari tahun 2002 namun belum dikaruniai momongan.
  10. Tamara Geraldine. Tamara menikah dengan pria berkebangsaan Vietnam pada tahun 2000 dan belum dikaruniai anak. Namun pasangan ini telah mengadopsi seorang anak.
  11. Istri Shalihah dan Suami Shalih :D
                                                        (emang public figur gitu? :p)




Wednesday, May 7, 2014

HSG a.k.a Histerosalpingografi adalah... jeng jeng jeng

HYSTERIA HISTEROSALPINGOGRAFI (sorry lil bit typo)

Bismillah..

#1 TES HISTEROSALPINGOGRAFI (HSG)

Setelah menghitung hari..tibalah saat h+9 mens, tanggal di mana dokter DIP menginstruksikan saya untuk melakukan tes Histerosalpingografi atau HSG. Bagi yang bertanya-tanya apa itu Histerosalpinografi, berikut definisinya saya ambil dari sini:
Histerosalpinogografi atau HSG adalah pemeriksaan secara radiologi organ reproduksi wanita bagian dalam pada daerah uterus, tuba fallopii, cervix dan ovarium mengunakan media kontras positif.
Tujuan dilakukannya tes ini (berdasarkan sumber di atas juga) yaitu:
  1. Menentukan keberhasilan tindakan operasi sterilitas, (tentunya bukan untuk kasus saya.hamil-aj-belom-masa-mu-operasi-steril)
  2. Fibronyoma pada uteri, (haduh ini apaan semoga ga terjadi ma eike)
  3. Hypoplasia endometri, (ga tau juga apaan, tp koq ada endometres-endometres gitu ya cyin)
  4. Sterilitas primer maupun sekunder untuk melihat normal tuba (paten tidaknya tuba), -yeah, that's it!
  5. Perlekatan-perlekatan dalam uterus,adenomiosis (ini juga mungkin berlaku untuk saya juga ...entahlah..)
Nah, pemeriksaan ini punya beberapa aturan juga. Sesuai perintah Dr. DIP , saya harus tes saat h+9 mens dan abstinentia alias tidak  berhubungan seks. Dengan asumsi mens 7 hari, berarti saya hanya harus menahan dua hari *apa sih* *sensor*. Kenapa sih ga boleh berhubungan duluu? karena nanti periksanya kan dirontgen. Rontgen means X-ray. X-ray itu bahaya untuk janin, bs keguguran. jadi dengan tidak berhubungan seksual dulu, otomatis potensi adanya janin yg tumbuh jg kecil, bahkan ga ada. Nah, udah sih cuma dua hal ini yang diperahkan dr.DIP untuk dilakukan, selebihnya saya malah baru tau dari internet. Di sumber lain disebutkan bahwa sebelum HSG diharapkan pasien pipis dan ngosongin perut juga. ohya, ada satu catatan penting juga, jangan lupa untuk membawa satu buah pembalut (kalo saya langsung dipake aja).

Tes HSG kalo di Bunda sih harus lewat perjanjian. Jadi pas setelah periksa pertama kemariin, pulangnya saya mampir dulu ke bagian radiologi untuk daftar. Beberapa hari setelah periksa awal itu, pihak Bunda melalui mbak-mbak suster menelepon saya bahwa jadwalnya hari Senin jam 9 (actually, im a bit forgot the time). Tes HSG ini karena emang periksanya ga bisa seenak udel, harus disesuaiin sama jadwal mens. Jadilah hari senin sy ijin. Kali ini misua mengajukan cuti lagi demi menemani saya (uh ai lop yu hubby :*)

Paginya saya datang, tapi luama banget si dokter datengnya.. Hmm, sampe kedinginan deh. Ada kali saya nunggu 2 jam. Dan setelah dokternya dateng, saya ga langsung ditanganin, cm disuruh ganti sama baju putih khas rumah sakit (yang kaya sundel bolong itu loh, belakangnya menganga) sama disuruh nunggu di ruangan 'eksekusi'. Akhirnya mungkin setengah jam kemudian, si dokter baru dateng lagi. Sementara saya disuruh tiduran di singgasana. Begini kira2 penampakan meja radiologi ituh
sumber

Awalnya, saya disuruh duduk di ujung tempat tidur dgn posisi, hmm, ngangkang. (thesaurus mana thesaurus) Abis itu mulai deh si dokter melakukan tugasnya. Untungnya cewek deh. Kemarin harap-harap cemas bertanya2 siapa dokternya. ce atau co. Suami sih khawatir, tapi dia ga nyuruh untuk konfirmasi ttg ini ke Bunda. Katanya, kalau cowok, masak kamu trus ga jadi HSG. Gitu.. Tapi Alhamdulillah ya Alloh dokternya cewek.

Oke back to topic. Saya sih ga bisa lihat apa yang dia lakukan di 'bawah' sana. Tapi intinya dia pasang kateter untuk memasukkan cairan kontras. Saya sempet nanya, kalo kateter, berarti kalau saya kebelet pipis, boleh dong langsung dikeluarin aja. Tapi ternyata kateter ini ga nyambung ke saluran kencing tapi saluran reproduksi *menurut ngana* haha, dodol juga ya sayah. Emangnya cowok, kedua saluran itu di satu 'tempat'. Selengkapnya mengenai proses HSG mending saya copas lagi aja deh ya dari website yang lumayan lengkap ini:

Pemasukan media kontras bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan HSG Set dan dengan Katerer. Media kontras yang dipakai adalah media kontras positif jenis Iodium water soluble yang sering digunakan adalah Urografin 60%, Urografin 76 %.

1. Pemasukan media kontras menggunakan HSG Set
No comment untuk gambar HSG set ini :D
  • Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina diberikan menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah cervix.
  • Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan HSG Set masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadin, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
  • Siapkan HSG set yang telah dimasuki media kontras, sebelum dimasukkan terlebih dahulu semprotkan media kontras sampai keluar dari ujung HSG set..
  • Dengan bantuan long forcep, HSG set dimasukan perlahan ke ostium uteri externa.
  • Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
  • Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
  • Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian daerah vagina dibersihkan.
2. Pemasukan media kontras menggunakan Kateter
Kateter
  • Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina diberikan menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah cervix.
  • Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan kateter masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadin, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
  • Spuit yang telah terisi media kontras dipasang pada salah satu ujung kateter, sebelumnya kateter diisi terlebih dahulu dengan media kontras sampai lumen kateter penuh.
  • Dengan bantuan long forcep, kateter dimasukan perlahan ke ostium uteri externa
  • Balon kateter diisi dengan air steril kira-kira 3 ml sampai balon mengembang diantara ostium interna & externa, balon ini harus terkait erat pd canalis servicalis, kemudian spekulum dilepas.
  • Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
  • Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
  • Balon dikempeskan dan kateter dapat ditarik secara perlahan
  • Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian daerah vagina dibersihkan.

Nah, begitulah yang terjadi di dalam sana manteman.. foto radiologinya, kita disuruh berbaring, miring panggul ke kiri dan kanan. Hasilnya bisa tau dari hari itu juga. Dan singkat cerita, dokter radiologinya bilang kalau kedua tuba falopiinya saya keduanya paten. Namun untuk yang sebelah kanan, cairannya terlambat 'tumpah'. Hal ini disebabkan karena kista itu juga sih kayanya. Tapi walaupun lambat, akhirnya tuba falopii itu juga kemasukan cairan kontras.

Kesimpulannya: hasil HSG saya terbilang baik, Alhamdulillah.  Eh iya, saya lupa bilang. Kata dr. DIP saat nyuruh saya tes ini, dia bilang kalo HSG itu tes yang paling ga enak. Efeknya bisa nyeri di perut kaya hari pertama dapet. Nah, kalau menurut pengalaman saya sendiri sih, pas proses masukin kateter itu emang sempet bikin alis mengernyit, tapi slebihnya saya gak ngerasain apa-apa. NAh tapi yang tentang nyeri itu benerr banget. Hihihi. Saya sampe susah berdiri tegak saking sakitnya. Tapi sakit ini ga saya rasakan langsung setelah penanganan. Setelah 3-4 jam baru terasa efek WOW-nya.

Segitu aja cerita dari saya..berikut saya lampirkan beyaya HSG di Bunda:

Berhubung proses HSG ini dicover asuransi kantor (ALHAMDULILLAHIRROBBIL 'ALAMIIN, terima kasih ya Alloh karena ini sangat membantu saya), kwitansinya dibawa pihak RS untuk diklaim ke asuransinya. Ini saya cantumkan receipt dari proses klaimnya aja ya.. Jadi biaya tes diagnosa Rp 810k, biaya adm 25k. total Rp. 835.000,- Murah/mahal gak sih ini? hehe

Oke sekian review tes HSG kali ini..semoga manfaat ya untuk saudari-saudariku pejuang momongan jugaa..

Ohya, tips terakhir dari saya (dari dokternya sih sebenernya), abis HSG ini, banyakin minum biar cairan kontrasnya yang masih nyisa tadi bisa cepet keluar bersama urin........


_Istri Shalihah (Insya Allah) _24 tahun_bingung karena tadi dibilang saluran kencing dan reproduksi beda_tapi kenapa cairan kontras keluar bareng urin?

kenapa..
kenapaa??!!!

*drama*

Wednesday, April 16, 2014

Aku Iri...

Aku iri pada perempuan hamil
Aku iri pada orang yang punya anak
Aku iri melihat senyum yang dibuat anak2 orang lain pada orangtua mereka
Aku iri melihatperempuan-perempuan mempersiapkan kehamilan dan persalinannya.
Aku iri pada mereka..

Tapi aku lebih iri pada orang-orang yang jelas-jelas lebih kekurangan daripadaku, mereka tetap tersenyum seakan tak ada kesulitan yang melanda mereka.

Sebetulnya, wanita hamil itupun merasa sulit, namun yang terlihat di hadapanku hanyalah kebahagiaan.
Begitupun orang2 yang memiliki anak, merekapun mempunyai kesedihan mereka masing2.
Kita tidak sepatutnya untuk iri. Karena sejatinya, semua keadaanpun pada akhirnya akan kita keluhkan.

Dulu aku mengira kuliah itu membahagiakan. Memang membahagiakan, namun kala tanggal tuapun menjadi mahasiswa terasa menyulitkan. Apalagi di saat homesick, atau skripsi..

Dulu aku mengira pernikahan itu membahagiakan. Ternyata memang membahagiakan, namun tidak setiap saat juga. Tetap ada saatnya saat-saat sulit dalam hidup menikah.

Dulu aku mengira bekerja itu membahagiakan, namun ternyata, memang membahagiakan walaupun perjalanan dan intrik-intrik di dalamnya melelahkan.

Dulu aku mengira tidak bekerja itu menyenangkan. Cukup diam di rumah, santai2, tau2 pekerjaan rumah selesai dan makanan sudah dihidangkan. Namun ternyata tidak bekerja juga membuat frustasi.

Setiap orang memiliki perjuangannya masing-masing. Kalau kita sudah mendapatkan yang kita mau, tidak jarang kita malah merindukan keadaan kita terdahulu. Intinya, bersyukur, bersyukur, bersyukur....

Tuesday, April 8, 2014

Konsultasi Pertama ....

ilustrasi konsultasi pertama (itu maksudnya muka bingung.. tapi jatuhnya kaya cewek kegenitan)

Tibalah saatnya hari ini,hehe. Setelah hari-hari sebelumnya penuh kecemasan dan pertimbangan untuk memeriksakan diri ke dokter, akhirnya saya dan suami pergi ke dokter kandungan ahli (in)fertilitas. Hari ini (26 Januari 2014) saya tepat mengalami mens hari kedua. Jadi hari ini saya bermaksud menelpon pihak RS Bunda Margonda untuk meminta jadwal dr. Dian Indah Purnama (DIP) hari ini. Usut punya usut, dr.DIP di hari senin jadwalnya jam 14.00-18.00 dan dia cuma nerima 20 pasien saja.Saat saya mengetahui hal tersebut, saya sudah masuk kantor, dan waktu menunjukkan pukul 9. Berarti saya hanya punya waktu maksimal sampai istirahat siang untuk mulai berangkat dari kantor.

Dengan sedikit panik saya men-chat suami saya. Membujuknya untuk ijin kantor dan menemani saya ke RS. Pasalnya, semua referensi yang saya dapat, menyarankan untuk menyertakan suami saat pemeriksaan infertilitas. Nah, hal ini memang dibenarkan oleh pakar. Begini penjelasannya menurut website ini,

Faktor suami memberikan kontribusi infertilitas sebesar 30% , istri sebesar 30%, suami dan istri 10%, dan sisanya 20% merupakan penyebab infertilitas yang tidak dapat dijelaskan, dimana dari hasil pemeriksaan medik pada pria maupun wanita didapatkan keduanya normal.
Nah, singkatnya, akhirnya saya dan suami langsung janjian naik kereta ke RS Bunda Margonda. Sesampainya di sana, kami mendaftar dan mendapat nomor 11. Setelah tunggu punya tunggu, jam 14 itu dokter DIP masih ada tindakan katanya.. err.. okay, akhirnya kami mengisi waktu dengan mengganti pembalut (saya), makan snack, beli minum (suami), ganti pembalut lagi..... Sampe jam 4 ga juga dateng dokternya. Heuu.. akhirnya suami tak tahan lagi dan akhirnya pergi mencari makanan. Apalagi ponsel kami sama2 mati keabisan batere. Kata anak gaul, mati hape=mati gaya. :D

Nah, beberapa saat setelah suami keluar, akhirnya saya dipanggil. Waduh, piye iki. bojoku nengdi? Panik sebentar namun tetap menguasai diri dong. Pikir saya, dia pergi cuma bentar. AKhirnya saya masuk dan bertemulah dengan dr. DIP. orangnya cantik sih, ramah, tapi raut lelah di wajahnya ga bisa disembunyikan. Saya ditanya mengenai usia saya, suami, usia pernikahan, apakah suami merokok/minum alkohol, siklus haid berapa hari.. Siklus haid ini maksudnya adalah berapa lama jarak antar mens hari pertama dengan berikutnya. Saya jawab, 30 hari. Lalu dr. DIP bilang, "oke, lulus kalo gitu. Kebanyakan pasien2 jawabnya kalao ditanya siklusnya brp hari, pada jawab berapa hari mereka biasanya haid" Geer dikit lah jadinya,hihihi. Lalu sampailah saya pada pemeriksaan USG transvaginal. sempet deg-degan. Malu juga, secara haid kedua itu kan.. banjir bandang, bo'.. aku minta maap sama susternya.. haduh..yah begitulah resiko jadi dokter n suster ya.. Nah, alat USGnya itu berbentuk lonjong panjang kaya.. apa yah..hihihi. Nah, alat asing itulah yang akhirnya masuk ke vagina, dari penampakan di layar, terlihat bahwa ada kista sebesar 1,3 cm di indung telur sebelah kanan saya. Rada panik juga.. Ternyata saya juga ada kista. Namun dr. DIP berusaha menenangkan dengan berkata bahwa kista ini bisa saja hilang. Dilihat saat periksa lagi. Kapan waktunya konsultasi berikutnya? Dia bilang bahwa saya harus melewati serangkaian tes terlebih dahulu untuk kemudian menentukan langkah selanjutnya. Itulah akhir dari konsultasi pertama saya yang akhirnya ga ada suami juga,heuu.. Ya ga apalah, at least dia udah usaha buat dateng walaupun pas pemeriksaan malah cari makan. -.-"

Tes-tes yang harus saya(+suami) lakukan adalah tes Histerosalpinografi (HSG), tes hormon prolaktin dan progresteron dan analisa sperma. HSG harus dilakukan di h+9, sementara tes hormon di H+22. tes sperma bebas asal ga berhubungan/ga mengeluarkan sperma selama 3-5 hari..

Fiuuhhh..
btw, ini totalan biaya konsultasi program hamil pertama di RS Bunda Margonda (harga per Januari 2014)

Konsultasi dokter spesialis        : Rp 125.000,-
Tindakan USG                           : Rp   50.000,-
Alat USG                                   : Rp 228.000,-
Biaya Umum RS                        : Rp   25.000,- (administrasi kali ya?)
Kondom Sutra                            : Rp     1.400,- (ini buat ngelapisin ujung alat USG transV yg masup ke vagina)

GRAND TOTAL                          Rp 429.400,-  

Alhamdulillah.. dicover sama asuransi kantor..mungkin karena faktor kistanya ya? blessing in disguise juga sih.. jadi ga usah berbohong agar asuransi bisa diklaim.

Oke segitu dulu ya.. apa mau dilanjut ke proses HSG dan hormon? hehe.. pas saya nulis ini sih, semuanya udah, hehe.. tapi biar seru, jadiin bersambung aja deh yah..

Thanks for reading ya.. keep on believing, keep fighting, keep du'a-ing :D

Wednesday, April 2, 2014

Kapan Waktunya Periksa ke Dokter Fertilitas?

sumber

Bismillah..

Bulan ini pernikahan saya memasuki usia 11 bulan. Genap sebulan lagi, akan tersemat kata-kata itu..infertilitas. (berdasarkan definisi menurut web ini ) Kesannya gimana banget ya, huhuhu.. Tapi begitulah keadaanya. Saya dulu pede banget sebelum nikah, mengira akan cepat hamil. Beberapa hari setelah nikah aja udah beli test-pack.. Setiap bulan menanti-nanti..jadi nggak yah,, Terus sok-sok ga jalan cepet2 atau minta suami jangan ngebut dan nerjang gundukan di jalan karena takut "ada dedenya". Pernah juga tuh salah perhitungan, harusnya haid setiap tanggal 25an, tapi ingetkan tanggal 17. Alhasil pas sampe tanggal 20 udah geer lagi..dan ketika tanggal 25nya haid..nangis heboh deh pas ditelpon Ibu..

Fiuhh, begitulah kira-kira, siklus bulanan saya, selain haid, juga ada fase2 bersedih. Mungkin sugesti juga sih kalau sedih menjelang dan selama menstruasi. Kecampur-campur sama PMS, jadi makin sedih. Selain itu biasanya di fase ini ada pertengkaran sama suami juga.

Saya memang sadar bahwa mood itu kita sendiri yang ciptakan,. bukan keadaan, tapi saya masih belum terbiasa dengan itu. Akhirnya dengan saran ibu saya, saya sendiri memposisikan mindset saya bahwa, "bulan ini saya menstruasi" agar saya tidak berharap terlalu tinggi. Namun, berdoa dan berusaha tetap wajib hukumnya.

Kebanyakan pendapat menyarankan agar pasangan yang belum dikaruniai anak memeriksakan diri ke dokter obsgyn  setelah setahun menikah. Namun ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa jika 3 bulan menikah belum ada tanda2 kehamilan, segeralah periksa, karena tiga bulan pun cukup menggambarkan bahwa ada yang 'salah di tubuh kita'.

Terserah pada keyakinan kita, namun saya pribadi akhirnya memeriksakan diri pada usia pernikahan ke-11, alias sekarang-sekarang ini. Hehe..

Sebenarnya saya prefer memeriksakan diri secepatnya beberapa bulan setelah menikah, namun saya terkendala banyak hal. Nggak banyak sih sebenernya, tapi signifikan. Apa sih, haha. Uang. Itu doang sih. Hehe. Program hamil itu ga murah lho, sodara-sodara. Periksa doang juga mahal. Nah, di sinilah saya baru merasakan keuntungan menjadi karyawan. Karena ada asuransi kesehatan tentunya. Namun tentunya juga gak bisa mengandalkan seratus persen asuransi sih, karena kebanyakan perusahaan tidak menyertakan problem infertilitas termasuk dalam benefit asuransi.

Okay, untuk memilih dokter spesialis (in)fertilitas ini saya mencari-cari di internet, kaya biasa, hehe. Saya pilih terutama yang dekat rumah, yaitu Depok. Nah di Depok ini, klinik fertilitas yang saya tahu (dan terlihat keren di mata saya,hehe) yaitu RS Bunda. Hal ini dikarenakan (ampun bahasanyaaa) di RS Bunda itu emang ada klinik khusu bayi tabung berjudul "IVF Morula". Soo, I conclude that the hospital has a specialty to infertility treatment..

Dokternya siapa? karena suami wanti-wanti harus cewek dokternya, jadilah hanya ada dua pilihan. dr. Dian Indah Purnama dan dr. Mira Myrnawati. Yang mana akhirnya saya pilih dr. Dian karena setelah googling, nama dia lebih populer. Which is kalau dia lebih populer, pengalaman dan success story-nya lebih banyak. Ya kan? ya doong (semoga). Tambahan lagi, si dokter ini ternyata punya akun twitter yang lumayan aktif (apeeuu).

Akhirnya, setelah memutuskan dokter dan RSnya, saatnya sekaranglah untuk daftaaarr.. Saya menghubungi pihak RS, ngobrol-ngobrol dengan susternya (susternya lumayan smart dan komunikatif), dan akhirnya dia membenarkan jika emang kebanyakan pasien program hamil perginya ke dokter Dian. (tuh kan bener feeling sayaaah) Si suster juga menyebutkan bahwa saat konsultasi, sebaiknya saat mens hari kedua.. Ternyata eh ternyata, hal ini disebakan karena penyakit-penyakit/kelainan dalam rahim bisa tuntas terlihat pada saat menstruasi. Mungkin disebabkan hormon yah.. but i don't exactly know what's the reason actually..

Cerita-cerita detail tentang pemeriksaan saya diceritain di posting berikutnya yaa, Insya Allah.. keep on believing, keep du'a-ing :D


Apakah Suntikan Sebelum Menikah Merupakan Suntik KB?

sumber
disclaimer: tulisan ini murni datang dari pemikiran dan hasil dari kekhawatiran pribadi dan bukan termasuk opini ilmiah. Jadi, pencarian referensi yang lebih mendalam atas topik sangat dianjurkan.


Pertanyaan ini datang saat saya sedang galau, apa kira-kira penyebab hingga 6 bulan pernikahan, saya tak kunjung hamil. Apakah karena suntikan di puskesmas yang diwajibkan pemerintah sebelum menikah itu? yang mereka sebut suntikan tetanus, agar saat melahirkan, Ibu tidak kejang2?

Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, sehari setelah saya suntik itu, saya bercerita kepada teman-teman kantor. Yang paling senior berkata, "Aku dulu gak mau suntik TT, itu kan sebenarnya suntik kontrasepsi loh, buat pembatasan jumlah penduduk." Olala, lumayan khawatir juga sih pas dia bilang begitu. Dan ternyata belakangan saya juga mendengar lagi isu tersebut dari Ibu saya. Beliau cerita bahwa ada tetangga yang bilang seperti itu juga. Waduh.. saya jadi lumayan terpengaruh sehingga tidak datang lagi untuk suntik TT tahap dua yang dianjurkan suster puskesmas. (lagian males juga di puskesmas lamaaa :( 

Karena khawatir itu memang benar adanya, saya akhirnya googling tuh masalah itu. Tampak beberapa postingan di web yang juga membicarakan isu tersebut. Saya sih kasih kata kuncinya "Suntikan TT sebelum menikah adalah kontrasepsi" dari situ ternyata ada cukup banyak web yang sudah mengulas hal tersebut, salah satunya dari detikhealth . Bunyinya begini, "Tidak ada kaitannya suntik TT dengan suntik KB, suntik TT justru akan melindungi ibu hamil dari infeksi saat melahirkan," ujar Dr Ali Sungkar, SpOG dari RS Cipto Mangunkusumo

Pembahasan lain datang dari web ini . Narasumbernya adalah Dr Dwiana Ocvianty, SpOG(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Berikut cuplikan artikelnya,

Beberapa kali Dr Ovi, sapaannya, menegaskan bahwa vaksin TT bukanlah alat KB terselubung seperti yang diduga oleh banyak orang.

"Rumor ini sudah beredar sejak lama sekali. Tapi, lihat saja buktinya, angka pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tinggi, kan?" ujar dokter itu.

Ia pun menggambarkan, jika memang vaksin TT merupakan KB terselubung dari pemerintah, pastilah pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak akan secepat ini. "Bahkan, sangat mungkin jika negara lain yang pertumbuhan penduduknya cepat seperti China akan memesan vaksin TT dari Indonesia untuk program KB mereka," katanya.

 Oke, pencarian di dunia maya sudah dilakukan. Dan terbukti salah. Berarti harus dibuktikan dengan cara lain. Cara yang akurat dan ilmiah ada sih,, ya langsung tanya ke puskesmas, atau lihat langsung cairan apa yang ada di situ. Tapi saya belum sampai pada tahap ini. Gak praktis dan malah bikin keributan deh kayaknya, hehe. Jadi saya putuskan untuk bikin survey kecil-kecilan. Jadi saya ambil sampel dari teman-teman baru menikah juga, yang mendapat suntikan TT, apakah mereka sudah hamil/belum dan yang tinggal di kota yang sama. Dalam melakukan survey ini juga saya melibatkan dua orang teman. Namun mereka bebas menentukan lokasi tempat teman mereka. Saya research minded banget yah, hehe. Gapapa deh demi mendapatkan kebenaran dan fakta empiris.

Surveynya kecil-kecilan aja sih. cuma ngelibatin kira2 sepuluh sampel. Dan hasil dari survey itu (maap luma detilnya berapa karena udah lama, maaapp) : Wanita yang suntik TT sebelum nikah dan langsung hamil lebih besar daripada wanita yang suntik TT dan belum hamil (at least selama 6 bulan nikah).

Well, berdasarkan bukti-bukti tersebut, berarti resmilah tuduhan saya bahwa suntikan TT = kontrasepsi salah. Hehe. Maapkan yah pemerintah jika saya sudah suudzon. Astaghfirulloh.
Okay, berarti sekarang saatnya mencari tahu lebih lanjut tentang penyebab tak kunjung hamil lainnya.. Bersemangaatt :))



اجْتِنَابَهُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
Allahumma arinal-haqqa haqqan warzuqnat-tiba’ah, wa arinal-batila batilan warzuqnaj-tinabah, bi rahmatika ya arhamar-rahimeen.
Artinya : Ya Allah Tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya, dan tunjukanlah kami kebatilan dan berikan kami jalan untuk menjauhinya

Sunday, February 23, 2014

Kumpulan Doa Meminta Anak (Islam)

doa Nabi Ibrahim, yang telah lama menunggu kehadiran anak,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
"Rabbi habli minash sholihiin"
Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku anak yang shaleh.” (QS. As-Shafat: 100)
 
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ
"Rabbii habli miladunka dzurriyyatan thoyyibah. Innaka sammi’uddu’aa"
Ya Allah, anugrehkanlah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Memperkenankan Doa.” (QS. Ali Imran: 38)

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْداً وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
"Rabbi laa tadzarnii fardawwa antakhoirul waa ritsiin"
”Ya Rabb-ku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik.” (QS. Al-Anbiya/21: 89)


رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

 "Rabbana hablana min azwajina wadzurriyatina qurrota a'yuniwwaj'alna lil muttaqiina imaama"
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan:74)










 http://1000gooddeeds.com/2009/10/15/good-deed-50-have-children/



Wednesday, February 5, 2014

Forewords

Bismillah..

Jika Anda (kebanyakan wanita sepertinya) menemukan blog ini, berarti Anda juga sedang mengalami apa yang saya rasakan kini, yaitu menunggu hadirnya buah hati. Mungkin Anda, seperti saya, sudah lelah, atau bahkan sudah kebal dengan pertanyaan-pertanyaan, "Sudah hamil belum?" "Sudah isi belum?" atau pertanyaan lain sejenis.

Jangan khawatir, Anda tidak sendiri. saya sendiri tergolong baru menikah, karena saat membuat blog ini, saya baru 11 bulan menikah. Ada banyak pasangan lain yang menunggu lebih lama, bahkan jauuuuuuh lebih lama untuk mendambakan buah hati. Untuk itulah blog ini hadir. Visi saya dalam membuat blog ini adalah, dapat membesarkan hati para calon orang tua yang tak kunjung mendapatkan anak. Tujuan lainnya, untuk berbagi berbagai macam hal, baik tips hamil, kisah sukses kehamilan, prosedur yang telah dilakukan untuk mengusahakan hamil, maupun sekadar curhat karena -misal- sudah dipaksa seseorang (atau malah banyak?) orang agar hamil.

Silahkan bagi Anda yang ingin sharing, bisa menulis di kolom komentar, atau jika ingin berbagi tulisan yang lebih panjang, artikel misalnya, silahkan kirim ke istrishalihahh@gmail.com


Semoga blog ini dapat bermanfaat..


PS: Ke depannya, bahasa blog ini akan sangat fleksibel, baku begini buat awalan aja, hehe