"Mbak hamil ya mbak, sini duduk
mbak," pintanya kepadaku yang memang sedang berdiri di gerbong wanita
commuter line.
"Nggak mbak, aku nggak hamil."
Jawabku singkat. Tapi tak jarang beberapa yang mengira aku hamil tetap
mempersilakan aku duduk menggantikannya. Ya sudahlah, rezeki, alhamdulillah. He he he
Entah sudah berapa banyak wanita yang
berkata demikian kepadaku. Semuanya mengira aku adalah ibu hamil yang harus
diprioritaskan. Aku tentu sangat maklum, sejak menikah hampir 3 tahun silam
berat badanku naik 10 kg dari sebelumnya 58 kg. Mungkin gara-gara ini aku jadi
terlihat lebar dan endut seperti
bumil, ibu hamil.
Disatu sisi, aku tetap bersyukur, meski
badanku naik dari kelas bulu jadi kelas walter
kalau di dunia tinju, hahaha..Ini kan artinya, Allah masih mencukupi makan dan
minumku. Namun disisi lain, aku tak dapat menutupi perasaanku atas banyaknya
pertanyaan seputar hamil, hamil dan hamil.
Ya, jangan tanya, aku juga pasti bersedih.
Namanya juga wanita, yang kebanyakan perasaannya lebih dominan dibandingkan
logikanya. Namun demikian, prasangka baik mereka kalau aku hamil, pertanyaan
mereka, aku anggap saja sebagai doa. Ya Allah kabulkanlah permohonan kami. Amin.
Tentu, aku dan sumami pasti merindukan kehadiran si buah hati. Namun demikian,
disinilah, kami semakin sadar, kami adalah hamba yang lemah dan Allah-lah Sang
Pencipta, Allah-lah Sang Produser, Sang Penulis skenario kehidupan.
Kami hanya bisa berusaha. Berbagai upaya
medis juga sudah coba kami jalani, mulai dari dokter sampai alternatif. Beragam
asupan mulai dari obat hormon hingga herbal juga sudah pernah dicoba. Aku juga
sudah lama resign dari pekerjaanku,
supaya lebih santai dan tidak stres, barangkali aku jadi bisa hamil. Tetapi
kembali lagi, ya inilah takdir. Secanggih apapun teknologi, seterkenal apapun
dokter yang menangani, sehebat apapun tabib alternatif. La haula wa la quwwata illa billah, tiada daya dan upaya kecuali
dengan pertolongan Allah.
Selain bercerita dalam doa kepada Yang
Maha Kuasa. Sudah sejak awal tahun 2014 aku juga bercerita, berbagi kisah
melalui blog ini. Aku tulis di colour
note ponsel pintarku yang sudah seperti smartfren bagiku, aku upload
di aplikasi bloggerku. Aku ingin seperti Emak Gaoel yang punya teman bercerita,
karena aku yakin aku bukanlah wanita pertama yang juga menjalani ikhtiar hamil
sepertiku. Aku hanya ingin menulis dan berbagi bersama mereka. Ya mereka, mereka
yang berikhtiar hamil, sama sepertiku.
Alhamdulillah aku syukuri hingga sekarang, total
tayangan lamannya melebihi ekspektasi. Sebagai bandingan, blog pertamaku yang
sudah ada sejak tahun 2009, hitsnya baru 5000-an. Sementara blog ini sudah
dibaca hampir 12 ribuan hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun, itupun aku
jarang mempromosikannya. Yang juga menggembirakan, setiap mengetik "Dokter
Spesialis Infertilitas Depok", mesin pencarian Google sudah mengenalnya. Ah tapi, keterkenalan bukan itu
niatanku.
Semoga Tuhan selalu meluruskan niat
utamaku untuk terus menulis di blog ini dan berbagi kebahagiaan meski aku dan
para pembacanya belum juga dikaruniai si buah hati. Go for it.