Setelah gagal sebanyak 4 kali dalam program alami, saya dan suami akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah inseminasi. Keputusan ini agak "dipaksakan" sih karena sebenarnya kami belum benar2 menabung untuk biayanya. Namun atas dorongan dari suami, akhirnya di akhir Oktober kami memulai rangkaian proses inseminasi. Pertimbangannya, kami takut harus melewati tahap pemeriksaan dari awal lagi. Di sisi lain saya bersyukur banget kali ini suami yang bersemangat. ❤
Tanggal 31 saya mens, jadi saya periksa pada keesokan harinya, tanggal 1 November. Setelah menyampaikan niat untuk inseminasi kepada dokter, akhirnya saya disuruh kembali lagi 5 hari setelahnya. Saat itu saya "dibekali" dengan suplemen dan obat pembesar telur. Suami juga disuruh untuk Analisis Sperma (AS) ulang.
Di hari kelima saya kembali dan malamnya saya disuruh datang untuk disuntik pembesar telur. Dokter bilang minimal tiga kali.. Jadi ada target ukuran telur 18mm untuk dapat melakukan tindakan inseminasi. Teman saya yang sudah pernah inseminasi dan berhasil hamil, perlu 5 kali suntikan untuk mendapat ukuran sel telur ideal. Ohya, dokter juga berpesan agar saya berhubungan dengan suami di hari itu dan atau keesokan harinya. Dan batas terakhir berhubungan di tanggal 8.
Dalam hati saya percaya diri saya cuma butuh tiga suntikan aja... (tapi lupa berdoa) wkwk... Saya berasumsi bahwa teman saya itu PCOS sementara saya nggak. Jadi kemungkinan besar saya tidak perlu disuntik sebanyak dia. Namun data berkata lain. Di hari ketiga suntik saat saya periksa dengan dokter lagi, diketahui bahwa sel telur saya masih belum memenuhi target ukuran sel telur untuk inseminasi yakni 18mm. Ukuran sel telur Hayati baru 17mm bestiee
Jadi saya butuh sekali suntik lagi. Agak kaget dan down rasanya. Karena itu berarti saya harus kembali lagi di malamnya untuk suntik pembesar lagi. Kemudian keesokan harinya juga..sebanyak dua kali.. Siang untuk periksa perkembangan sel telurnya, dan malamnya untuk suntik pembesar (jika memang belum juga memenuhi target) atau untuk suntik pemecah (jika ukuran sudah 18mm).
Ga mudah sih untuk menerima kenyataan ini. Karena jarak yang harus saya tempuh lumayan jauh yaitu 9 km.. Di hari itu saya memutuskan untuk makan cokelat untuk mengobati galaw 🍫
Saya sempat berpikir... Apa cukup ya 17mm... Ga usah suntik lagi. Jadi rencana saya mau bilang ke dokternya, "Dokter, kayaknya saya mau langsung suntik pemecah aja deh dok... Kayaknya saya udah ga sanggup lagi deh. Capek dok" ..tapi saya mikir-mikir lagi... Takut nantinya saya akan menyesali hal ini karena udah setengah jalan kaan... Jadi yang saya lakukan adalah memohon kekuatan dari Yang Maha Kuat.. Dan memohon kelapangan hati dari Yang Maha Menciptakan..
Esoknya dengan semangat baru dan keadaan hati yang membaik, saya pergi ke klinik untuk menemui dokter. Karena saya pasien inseminasi, maka saya diberi privilege mendapatkan nomor antrian satu. Hal yang sangat saya syukuri sehingga masa menunggu bisa lebih singkat. Alhamdulillahirrabbil 'alamiin Puji syukur ternyata di USG tampak bahwa sel telur saya telah cukup besar sehingga nanti malam bisa disuntik pemecah. ❤ Saya juga dijadwalkan untuk insem hari Ahad.
Alhamdulillah dilakukan suntik pemecah malam itu. Saya mendapatkan dua dosis suntikan pemecah karena sel telur saya sebanyak 3 butir.. Jadi saya butuh dosis agak banyak agar ketiganya pecah. Nama obat suntiknya Koragon. Saya ingat di malam Sabtu pukul 20.00. Saya pulang dengan rasa yang teramat lega karena itulah saat saya terakhir keluar malam. Kenapa saya sangat concern sama hal ini? Karena saya tidur abis Isya bestie. Lol
Besoknya saya istirahat seharian.. Sambil memikirkan strategi bagaimana untuk menahan pipis. FYI, karena insem akan dibantu dengan USG abdomen, maka disyaratkan sang ibu untuk minum banyak namun tidak BAK di satu jam sebelum tindakan. Karena bagian dalam rahim akan terlihat jelas saat kandung kemih penuh.
Hari Ahad pun tiba. Suami berangkat terlebih dahulu satu setengah jam sebelum tindakan. Hal ini dimaksudkan agar sperma diambil untuk kemudian "dicuci" dan dipilih sel yang paling bagus. Kemudian saya berangkat di pukul 12 lebih.... Setelah sholat dhuhur pas. Dalam kondisi udah agak banyak minum dan mulai kebelet. Btw, saya udah nahan ga pipis sejak 11.30. Harusnya ga perlu sedini itu. Karena jika insem akan dilakukan pukul 13.00, saya hanya perlu nahan BAK sejak jam 12 aja. Tapi saya maunya totalitas bestiee..
Saya buru - buru pergi ke klinik karena takut rasa kebeletnya bertambah. Benarlah di seperempat terakhir perjalanan mulai terasa hihihi. Lalu saya sampai di klinik dan menunggu dokternya. Tunggu punya tunggu, dokter tak kunjung datang hingga pukul 13 padahal rasa ingin pipis rasanya memuncak. Sudah tak tahan lagi, akhirnya saya putuskan untuk ke toilet. Saya pikir toh nanti bisa minum lagi. Ditambah dengan ruangan yang dingin berAC plus hujan sedang turun, Alhamdulillah benar tak lama kemudian ada rasa kebelet lagi.
Sekitar jam 13.30 seorang suster datang dan mempersilahkan saya memasuki ruang tindakan. Rupanya dia bertugas mempersiapkan saya sebelum dokter turun tangan. Literally turun tangan wkwk. Saya disuruh melepas celana dan duduk di ranjang khusus. Kaki dibiarkan menggantung di pojok bawah ranjang. Tak lama dokter datang dan menyapa saya. Dia bilang, "Sudah nahan pipis ya bu? " saya belum sempat jawab dia melanjutkan.. "sudah yah" hihihi
Kemudian beliau mengajak saya bercanda dan mengobrol ringan sambil tangannya tetap bergerak. Ada satu suster yang datang membawa sel sperma dan kemudian suster itu mengonfirmasi nama saya, nama suami serta tanggal lahir suami. Ya, segala kemajuan teknologi yang ada untuk program kehamilan diperbolehkan dalam syariat namun dengan satu syarat: sel sperma harus dari suami yang sah.
Begitu dokter memulai kerjanya, saya langsung tutup mata karena dengan begitu saya bisa lebih mudah fokus dan menguasai diri. Saya nervous banget sehingga harus atur napas. Kemudian dokter menginfokan bahwa sebentar lagi dia akan menyuntikkan sperma ke rahim. Dan setelah itu.. Udah selesai. Saya lihat jam ternyata masih jam 13.46 . Jadi total waktu tindakan sekitar 15 menit. Bentar emangg... Tapi persiapannya..... Subhanallah...
Abis itu disuruh diem dulu tiduran sambil pinggul diganjal bantal selama 15 menit. Udah abis itu boleh pulang berbekal obat penguat kandungan (microgest dan progynova) serta antibiotik. Abis itu saya diinfoin untuk berhubungan lagi nanti malam setelah untuk puasa berhubungan sampai tanggal 28.
Terus apa yang harus dilakukan pascainsem? Saya pernah tanya sama dokter, sebetulnya perlu bed rest ga sih abis insem? Terus dokter Mira bilang, aktivitas biasa aja gapapa. Sementara pas saya konsul dr Kamilah (karena waktu itu dr Mira berhalangan datang di jadwal cek telur 1 abis suntik pembesar kedua) beliau bilang baiknya istirahat dulu. Jadi saya putuskan ambil jalan tengahnya.. Saya tetap kerjain house chores tapi santai puol... Minus cuci baju dan ngepel... Jadi saya pakai jasa antar jemput laundry dan saya minta tolong seseorang untuk bantu ngepel seminggu sekali.. Sekarang saya lagi harap-harap cemas menunggu tanggal 28 untuk test pack.. Kalian bantu doa dong 💜